Minggu, 17 November 2013

Perkembangan Teori Ekonomi Makro



“Perkembangan Teori Pemikiran Ekonomi Makro”
Moh Misy’al Nafiulhidayat
Pend Koperasi

Seiring perkembangan zaman dan pola hidup masyarakat dunia serta permasalahan-permasalahan mengenai kegiatan ekonomi muncul pandangan-pandangan dari beberapa golongan maupun tokoh yang masing-masing memiliki pernyataan-pernyataan tentang perekonomian terutama pada makro ekonomi. Teori pemikiran ekonomi makro berkembang dimulai dari zaman pra klasik, zaman klasik, zaman neo klasik, Keynes, pasca Keynes. Berikut beberapa penjelasan mengenai perkembangan teori pemikiran ekonomi makro : 
Zaman Pra Klasik
a)    Merkantilisme
Aliran merkantilisme berkembang pada abad 18,   kaum merkantilisme ini tidak mengenal seorang pemimpin kecuali suatu stelsel campur tangan pemerintah dalam perekonomian dengan tujuan meningkatkan kemakmuran dengan mencari emas sebanyak-banyaknya. Berikut adalah doktrin yang di terapkan pada aliran merkantilisme yaitu :
1.      Politik perdagangan proteksionis.
Upaya tersebut dapat dilihat ketika menjalankan perekonomian terutama untuk meningkatkan ekonomi industri melalui perdagangan internasional dengan politik industri proteksionis. Dengan melakukan proteksi terhadap industry maka segala sesuatu hal yang berhubungan dengan kegiatan industry ditangani sepenuhnya oleh pemerintah dengan tujuan untuk mencapai suatu neraca perdaganan aktif yaitu Negara lebih banyak melakukan ekspor daripada melakukan impor, supaya dengan neraca perdangan aktif tersebut dapat diperoleh saldo eksport yang dibayar dengan emas dan perak dari luar negeri. Emas dan perak merupakan alat pembayaran pada masa pra klasik.
2.      Bersifat Materialistik dan egoistic
Dengan selalu menerapkan proteksi terhadap industry Negara dengan selalu mengupayakan neraca perdagangan aktif agar mendapatkan surplus ekspor sehingga bisa mendapatkan emas dan perak lebih banyak.
3.      Politik Perekonomian Nasionalis
Berikut adalah teori yang menonjol merkantilisme dalam perkembangan ekonomi makro yaitu :
1.      Teori Uang, yang menyatakan bahwa uang merupakan kekayaan yang dijadikan kekuatan karena dapat membeli apapun dan dapat diterima oleh siapapun, dimana saja karena memuat nilai.
2.      Teori Kuantitet,
Yaitu teori yang menyatakan bahwa taraf harga yang berganti sama dengan jumlah uang yang beredar.
3.      Perdagangan Internasional dan Neraca pembanyaran Selalu dalam posisi aktif.
b)    Fisiokrat
Ajaran-ajaran penting fisiokrat
1.      Hanya tanah saja yang dapat memberi sumbangan netto kepada pendapatan nasional. “Jadi hanya tanah yang produktif”.
2.      Produk netto yang dihasilkan oleh tanah dengan jalan pertukaran dibagi kepada berbagai kelas penduduk.
3.      Kaum fisiokrat terkenal dengan penemuan arus lingkaran kegiatan ekonomi (curcular flow of ecomomic actifity) oleh seorang dokter bangsa Perancis Francois Quesnay (1964-1974) dianggap sebagai bapak ekonomi (sebenarnya)
Zaman Klasik
Pendiri/pelopor kaum klasik adalah Adam Smith yang terkenal dengan bukunya “An inquiri in to the nature and causes of the wealth of nations” menyatakan sebagai berikut :
1.      Ajaran penyesuaian permintaan dan penawaran berdasarkan hokum Say (Jean Baptise Say) “every supply crated its own demand”. Baik pasar produk akhir maupun pasar input tenaga kerja, perekonomian selalu dalam keadaan equilibirium pada kondisi full employment.
2.      Pasar selalu dalam kondisi persaingan sempurna. Teori klasik bertujuan untuk menunjukkan bahwa suatu politik non intervensi pemerintah mengakibatkan keseimbangan ekonomi.
3.      Teori harga disusun berdasarkan sisi penawaran klasik mengajarkan bahwa “harga wajar” (harga keseimbangan hanya ditentukan oleh biaya-biaya produksi, sedangakan sisi permintaan pasar seperti terabaikan). Kecenderungan ini muncul karena pengaruh hokum Say.
4.      Produk bagi kaum klasik dipahami sebagai prodiksi materil sebagai usaha mengahasilkan benda-benda materil kecuali Jean Babtise Say yang mengajarkan pengertian produksi modern.
Berikut adalah dasar ekonomi makro yang diterapkan oleh Adam Smith dalam bukunya “ The wealth of Nation” yaitu :
1.      Pembagian Kerja ( Devision of Labourn )
2.      Kemakmuran, Pendapatan dan Tenaga Kerja
3.      Penanaman Modal
4.      Peranan Modal
5.      Peranan Penduduk dalam Menyerap Hasil Industri
6.      Rantai Pertumbuhan Ekonomi
Mahzab klasik pelopor politik “Laissez Faire, lassesze passer, le monde va, de luui meme” (politik kebabasan individu berdasarkan mekanisme hokum alam, tanpa intervensi pemerintah dalam proses ekonomi).  
-          Pemimpin mahzab klasik di Inggris David Ricardo didalam bukunya berjudul The Principle of Political Economy and Taxation menyebutkan dasar teori harga yaitu bahwa harga sesuai benda ditentukan oleh jumlah jam kerja dalam proses produksi (teori biaya tenaga kerja)
-          Teman sealirannya Thomas R. Maltus yang terkenal dengan teori penduduk
1.      Laju pertumbuhan penduduk dihitung menurut deret ukur sedangkan
2.      Pertambahan Bahan makanan dihitung menurut deret hitung
-          Pelopor mahzab klasik di Perancis yaitu Jean Babtise Say terkenal melalui bukunya “Traite d’economice politique”, juga Frederick Bastiat yang mengajarkan bahwa tanpa campur tangan pemerintah dalam bentuk apapun juga dalam proses ekonomi secara otomatis akan timbul pemecahan masalah dan akan terjadi sesuatu harmoni antara semua kepentingan ekonomi.
Jadi dalam mahzab klasik ini berkebalikan dengan mahzab merkantilisme atau aliran sebelumnya yang selalu ada campur tangan pemerintah dalam urusan industrinya, sedangkan pada mahzab klasik ini menekankan pada proses kebebasan yaitu keseimbangan perekonomian Negara ditentukan oleh mekanisme pasar.
Mengenai Faktor Penentu Tabungan
Menurut ahli-ahli ekonomi klasik, jumlah tabungan ditentukan oleh suku bunga. Perekonomian selalu mencapai penggunaan tenaga kerja penuh, jumlah tabungan yang diwujudkan adalah jumlah tabungan pada ketika perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.
Pandangan klasik menyatakan makin tinggi suku bunga makin banyak tabungan yang akan dilakukan masyarakat. Sedangkan apabila tingkat suku bunga rendah maka tabungan masyarakat akan semakin rendah.
Dalam penentuan tabungan pandangan klasik berbeda dengan pandangan Keynes. Keynes menyatakan bahwa factor penentu tabungan adalah pendapatan nasional, Apabila tingkat pendapatan nasional rendah, tabungan masyarakat sedikit. Semakin tinggi pendapatan nasional, semakin banyak tabungan masyarakat.
Zaman Neo Klasik
Pada tahun 1870-an telah terjadi pergeseran dalam teori pembangunan ekonomi. Pergeseran ini disebabkan oleh kemajuan teknologi yang peranannya begitu dominan dalam pencariaan dan penemuan sumber-sumber produksi baru, serta kemampuannya dalam mengembangkan lebih lanjut sumber-sumber produksi baru itu. Aliran teori pembangunan ekonomi baru ini kemudian dikenal sebagai madzab teori pembangunan ekonomi Neo-Klasik. Neo klasik merupakan pengembangan dari mazhab sebelumnya  yaitu mazhab klasik.
Teori ekonomi klasik yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan berhenti pada suatu masa karena terbatasnya sumber daya alam, hal ini berbeda dengan pandangan teori neoklasik bahwa pertumbuhan ekonomi tidak akan berhenti walaupun sumber daya alam terbatas. Mereka meyakini bahwa dengan terbatasnya sumber daya alam tersebut manusia masih mempunyai kemampuan untuk mencari alternatif lain untuk terus melakukan pertumbuhan meskipun terbatasnya sumber daya. Salah satu cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi menurut aliran neo klasik adalah dengan cara menggunakan instrumen penawaran factor produksi dan tingkat produksi. Serta Semakin tinggi tingkat sumber ekonomi dan teknologi, maka semakin tinggi pertumbuhan ekonomi.
Dalam buku Ekonomika Pembangunan, aliran kaum neo-klasik menyumbangkan pemikiran tentang teori perkembangan. Pendapat neo-klasik mengenai perkembangan ekonomi dapat diikhtisarkan sebagai berikut:
1.      Adanya akumulasi capital merupakan faktor penting dalam perkembangan ekonomi. Menurut neo-klasik, tingkat bunga dan tingkat pendapatan menentukan tingginya tingkat tabungan. Pada suatu tingkat tertentu, tingkat bunga menentukan tingginya tingkat investasi. Akumulasi modal berkaitan dengan tingkat bunga dan tingkat pendapatan. Dengan tingkat bunga yang rendah, maka akan menentukan tingginya tingkat investasi dan mendorong aktivitas ekonomi produktif meningkat, yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan pendapatan. Dengan demikian jika tingkat  bunga rendah maka investasi akan tinggi dan pendapatan meningkat, dan begitu juga sebaliknya. Dan kemudian hal ini berbanding terbalik dengan tabungan, apabila tingkat bunga tinggi maka tingkat tabungannya juga tinggi dan jika tingkat bunga rendah maka tingkat tabungannya juga ikut rendah.
2.      Perkembangan merupakan proses yang gradual. Perkembangan merupakan proses yang bertahap dan berlangsung terus-menerus.
3.      Perkembangan merupakan proses yang harmonis dan kumulatif. Proses perkembangan meliputi
semua faktor yang terlibat itu tumbuh bersama. Sebagai contoh alat-alat produksi yang tersedia akan memiliki tingkat produktivitas tinggi bila faktor sumber daya manusianya juga mendukung.
4.      Aliran neo-klasik merasa optimis terhadap perkembangan. Aliran sebelumnya (klasik) mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi terhambat karena terbatasnya sumber daya alam, sedangkan aliran neo-klasik yakin bahwa manusia mampu mengatasi keterbatasan tersebut.
5.      Adanya aspek internasioanl dalam perkembangan tersebut. Dengan adanya pasar yang luas,
memungkinkan produksi sebesar-besarnya sehingga produktivitas semakin meningkat.
Proses pertumbuhan ekonomi yang dijabarkan oleh aliran neoklasik adalah sebagai berikut :
Ada empat hal yang melandasi model Neo-Klasik:
(a)    Tenaga kerja (atau produk), L, tumbuh dengan laju tertentu, misalnya p per tahun
(b)    Adanya fungsi produksi Q = F ( K, L ) yang berlaku bagi setiap produksi.
(c)     Adanya kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang dinyatakan
         sebagai proporsi (s) tertentu dari output (Q0. Tabungan masyarakat S = sQ;  bila Q naik S juga   
         naik , dan turun bila Q turun.
(d)    Semua tabungan masyarakat diinvestasikan S = I = ∆K. Dalam model Neo-Klasik tidak lagi
         dipermasalahkan mengenai keseimbangan S dan I. Dengan kata lain perkataan permasalahan   
         yang menyangkut “warranted rate of growth” tidak lagi relevan. Proses pertumbuhan dalam
         model Neo-Klasik selalu memenuhi syarat warranted rate of growth, karena S dinggap selalu
         sama dengan I.

Zaman Keynes
Pelopor perkembangan kesempatan kerja adalah John Maynerd Keynes (1981-1946) ahli ekonomi Inggris dengan bukunya “The General Theory of Employment Interest and Money” (1936). Keynes menyatakan bahwa mekanisme pasar bebas tidak secara otomatis menciptakan stabilitas dan keseimbangan ekonomi karena adanya kekakuan dalam berbagai sector ekonomi oleh sebab itu untuk menciptakan stabilitas dan keseimbangan ekonomi diperlukan peranan pemerintah secara aktif.
Tentang pandangan Keynes yang menyatakan bahwa perlunya campur tangan pemerintah dalam mengarahkan dan membimbing perekonomian pada arah yang diinginkan menuai kritik para pakar-pakar ekonomi. Kritik paling vokal datang dari pakar-pakar ekonomi neoklasik konservatif. Mereka dapat dibagi atas dua golongan , yaitu golongan tua dan golongan muda. Dari golongan tua dapat disebutkan beberapa nama seprti : Menger, Frederich August von Hayek dan Ludwig von Mises (semuanya dari autria), Wilhelm Ropke, Lionel Robbins (dari Inggris). Semuanya mencela kebijaksanaan campur tangan pemerintah Keynes sama kerasnya dengan celaan mereka terhadap paham sosialisme.

Celaan paling keras datang dari kelompok yang menanamkan liertarian. Mereka ini menempatkan kebebasan individu di atas segala-galanya, dan melihat bahwa intervensi pemerintah dalam bentuk apapun sebagai ancaman bagi kebebasan individu.  Alasan penolakan mereka bisa diwakili oleh pendapat Frederich von Hayek mengatakan sekali pemerintah melakukan intervensi pasar, ini akan mengarahkan pada sosialisme, yang akhirnya akan menyebabkan berkurangnya kebebasan. Jika kecenderungan ke arah peningkatan pengawasan pemerintah dikekang, mereka khawatir bahwa orang sebagai individu-individu akan berubah sekedar menjadi hamba bagi pemerintah.

Beberapa teori yang dikemukakan oleh Keynes yaitu Keynes menolak asumsi dari klasik yang menyatakan bahwa investasi tidak merubah pendapatan (income). Sebab perubahan investasi mempunyai pengaruh terhadap pendapatan nasional dan employment. Dengan bertambahnya jumlah investasi yang ditanamkan pada suatu Negara maka kegiatan perekonomian akan meningkat dan akan menciptakan output nasional yang tinggi sehingga akan menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
Keynes juga berpendapat bahwa tinggi rendahnya Rate of Interst (tingkat bunga) bukan hanya ditentukan oleh supply dan demand daripada saving tetapi tergantung pada liquity of prevence dari supply of money. Dalam teori keuangan modern yang dikembangkan oleh Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang.  Bank sentral dan sistem perbankan adalah institusi yang akan menentukan besarnya penawaran uang pada suatu waktu tertentu.  Sedangkan permintaan uang ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk memegang uang.
Dalam melihat perekonomian secara agregat Keynesian percaya bahwa perekonomian cenderung berada dalam posisi keseimbangan tingkat output rendah (low level equilibrium). Initerjadi karena pengeluaran agregat cenderung lebih kecil dari penerimaan agregat, dan kurang ampuhnya mekanisme pasar dalam melekukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan, terutama tingkat harga-harga dan tingkat upah.
Pasca Keynes
   Ajaran Monetaris
Ajaran ini dikembangakan di Universitas Chicago (biasa disebut mahzab Chicago) yang dipimpin oleh Milton Friedman. Inti ajaran monetaris pada hakekatnya sama dengan mahzab klasik, mahzab monetaris menghendaki juga agar campur tangan pemerintah dibidang ekonomi dikurangi.

Friedman melihat peran pemerintah dalam batas-batas tertentu justru diperlukan untuk menciptakan suatu perekonomian di mana pasar bebas dapat berfungsi lebih efektif. Pemerintah sebaiknya memperhatikan tingkat laju pertumbuhan uang yang beredar, kebijaksanaan moneter yang tepat akan memacu pertumbuhan ekonomi. Walaupun sedikit campur tangan pemerintah diperlukan, tetapi Friedman tidak suka dengan terlalu banyak kebijaksanaan, sebab terlalu banyak kebijaksanaan justru bisa menimbulkan berbagai kerugian.

Ajaran Monetaris juga mengkritik pemikiran aliran Keynesian yang menyatakan bahwa perekonomian cenderung berada pada keseimbangan tingkat output rendah yang disebabkanoleh faktor mekanisme korektif untuk membawa pasar pada posisi keseimbangan pemanfaatan sumber daya penuh. Ajaran monetaris menyatakan bahwa ada beberapa factor-faktor yang mempengaruhi keadaan pasa yang tidak diikutsertakan pada ajaran Keynesian yaitu turunnya suku bunga terhadap investasi dan turunnya tingkat harga terhadap konsumsi ( pigou effect ).
    Ratex
Ajaran Keynes telah gagal dalam memecahkan masalah ekonomi pada tahun 70-an dan 80-an, dan muncul aliran Ratex yang masih menggunakan premis dari kubu Keynesian yaitu perlunya campur tangan pemerintah, penerapan kebijakan fine-tunning, dan pengaruh ekspektasi terhadap konsumsi masyarakat. Pakar-pakar aliran ratex berpendapat bahwa tidak ada hubungan antara output, employment, dan inflasi sehingga kebijakan fiskal maupun moneter tidak akan berfungsi.
Aliran Ratex ini menggunakan beberapa preposisi, antara lain: bahwa orang atau unit-unit ekonomi akan membuat perkiraan (ekspektasi) secara rasional; bahwa orang tidak membuat kesalahan-kesalahan secara sistematis dalam ekspektasi mereka; bahwa orang akan menggunakan informasi yang ada padanya secara efisien; bahwa orang akan bereaksi secara rasional terhadap kebijakan-kebijakan yang dilakukan demi kepentingan pribadi masing-masing. karena tingkah laku ekonomi masyarakat dipengaruhi oleh pengharapan atau ekspektasi mereka, kegiatan memprediksi peristiwa-peristiwa ekonomi yang akan terjadi di masa depan dipandang sebagai perbuatan yang sia-sia. Mereka percaya bahwa tidak banyak yang dapat dilakukan oleh pemerintah untuk memperbaiki suatu keadaan sebab setiap orang sudah melakukan yang terbaik bagi dirinya masing-masing.
Sekitar tahun 1970-an kebijakan-kebijakan yang diambil tidak berhasil karena tidak memperhatikan ekspektasi yang sebenarnya memegang peranan yang penting dalam aktivitas ekonomi. Pada kebijakan yang diterapkan pada waktu keadaan stagnasi perekonomian pada tahun 1970-an mereka cenderung memakai kebijakan yang istilahnya sudah banyak diketahui oleh masyarakat melalui media informasi mengenai dampak kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, namun pada keadaan tahun 1970-an kebijakan yang diterapkan tersebut tidak berhasil dalam mengatasi permasalahan ekonomi karena di dalamnya tidak ada atau tidak melihat keadaan-keadaan yang akan terjadi pada masa yang akan datang (expectation).
Para pakar Ratex (Rational Expectation) berpendapat bahwa tidak ada peluang kebijaksanaan fiskal maupun moneter untuk menstabilkan perekonomian. Menurut aliran RATEX, masalah-masalah/peristiwa ekonomi terjadi karena kesalahan dalam memperkirakan peristiwa ekonomi pada masa yang akan datang. Kesalahan tersebut tidak terjadi secara sistematis melainkan secara acak/random. Ratex juga mengkritik teori Keynes tentang pembentukan harga ekspetasi didasarkan pada perilaku masa lalu.
Di dalam buku Rational Expectations and Theory of Price Movement salah satu tokoh Ratex yaitu John Muth menyatakan bahwa ekspektasi tiap-tiap orang bersifat rasional bila ekspektasi tersebut identik dengan prediksi model. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat boleh saja melakukan ekspektasi terhadap perekonomian dengan catatan bahwa ekspektasi tersebut sesuai dengan prediksi model.






Daftar Pustaka
Etty Soesilowati. 2012.  Materi Sejarah Perekonomian. Unnes Semarang
Sadono Sukirno. 2006. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
PERKEMBANGAN TEORI MAKROEKONOMI MENURUT TEORI KEYNES _ Muhamad Mujahidin Blog.htm. http://mujahidinimeis.wordpress.com/
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7328/1/stpem-afifuddin3.pdf‎

Jumat, 02 Agustus 2013

Surat untuk Negeri


By: Moh Misy’al Nafiulhidayat

M
asyarakat adalah suatu komponen dari bangsa dan Negara yang saling berhubungan satu sama lain yang sangat penting bagi berjalannya suatu Negara kemudian membentuk interaksi dimana interaksi tersebut akan memunculkan sebuah etika dan norma yang berlaku di masyarakat untuk mencapai tujuan masyarakat itu sendiri yang sering disebut  dengan kontak sosial. Dengan berbagai macam kondisi masyarakat Indonesia yang multikultural dan beragam ini sepertinya kontak sosial lebih berperan penting untuk mewujudkan masyarakat yang saling berkomunikasi, membutuhkan dan juga saling menghargai satu sama lain dengan menghormati segala macam Hak Asasi Manusia untuk mewujudkan integrasi nasional. Dengan berpacuan pada kontak sosial yang bersih dan tidak menyimpang dari segala macam aspek yang vital di dalam masyarakat mungkin keharmonisan dalam kehidupan bermasyarakat dapat terjamin dan ketahanan nasional yang berpatokan kepada asta gatra ketahanan nasional dapat dijaga selalu.  
Di dalam aspek-aspek yang disebutkan dalam asta gatra ketahanan nasional inilah yang mampu menjunjung tinggi integrasi bangsa dan masyarakat karena di dalamnya mencakup segala macam hal yang harus dilaksanakan dan diawasi dengan baik agar integrasi bangsa Indonesia tidak mudah terpecah belah dengan segala macam keadaan yang multidimensional ini. Namun nampaknya keberadaan masyarakat yang fleksibel dan mudah terjadi konflik ini dipandang seblah mata oleh pemerintah yang notabene-nya adalah aparatur penyelenggara Negara yang mempunyai tugas melindungi, melayani, mensejahterakan dan mengayomi masyarakat malah tidak memperhatikan kepentingan mereka, justru membuat rakyat semakin mendrita dan sengsara. Padahal tanpa adanya masyarakat Negara tidak ada karena suatu Negara dapat dikatakan sebagai Negara itu harus memiliki masyarakat/penduduk tetapi dengan melihat kondisi yang seperti saat ini, mungkin keberadaan masyarakat di Negara ini hanya sebagai syarat saja. Untuk dapat fasilitas kesehatan masyarakat saja misalnya harus mengeluarkan biaya yang mahal untuk berobat, mungkin ini tidak masalah bagi orang yang ekonominya mampu tetapi bagaimana nasib mereka yang ekonominya cenderung atau bahkan berekonomi kurang?. Kemudian tidak hanya kesehatan saja yang membuat masyarkat semakin menderita dan sengsara Pendidikan yang mulanya sangat dibutukan oleh masyarkat kini juga sulit untuk didapatkan oleh masyarakat yang berekonomi kurang. Padahal untuk menjadikan masyarakat yang sejahtera dan produktif serta berinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat itu perlu membutuhkan sebuah disiplin ilmu yang harus masyarakat dapatkan. Tetapi untuk memperoleh itu semua lagi-lagi terbentur dengan masalah biaya.
Didalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat sudah jelas bahwa tujuan nasional yang harus dicapai oleh Negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan dijelaskan lagi pada pasal 31 ayat 1  bahwa “ Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan” kemudian ayat 2 menjelaskan bahwa Pemerintah wajib untuk membiayai pendidikan masyarakat dalam pendidikan dasar. Pasal ini harus benar-benar diperhatikan oleh pemerintah, memang pemerintah saat ini sudah mengupayakan program belajar 12 tahun dan sudah menganggarkan 20 persen dari APBN untuk penyelenggaraan pendidikan. Tapi didalam pelaksanaannya masih terkendala oleh sumber daya manusia yang kurang untuk mengelola anggaran tersebut sehingga masih banyak praktek KKN dalam penyelenggaraannya. Perlu perhatian khusus bagi pemerintah untuk menyelenggarakan aparat yang bersih dari KKN, pengendalian dan pengawasan harus maksimal dan tidak memandang siapa dan apa jabatannya. Pemerintah harus tegas dalam hal ini, tidak hanya Komisi Pemberantasan Korupsi saja yang bekerja tetapi perlua ada partisipasi dari masyarakat untuk menindak korupsi tersebut.
Sebenarnya maslah yang sedang melanda negeri tercinta Negara Indonesia ini adalah masalah kemiskinan yang mengakibatkan penurunan degradasi moral bagi masyarakat, kemudian dengan adanya degradasi atau penurunan kondisi moral masyarakt Indonesia tersebut banyak masalah-maslah sosial yang muncul seperti seks bebas, narkoba, pencurian, perampokan disertai dengan pembunuhan itu semua adalah akibat dari kondisi masyarakat yang putus asa terhadap keadaan dirinya yaitu bisa karena kemiskinan tadi, kebudayaan-kebudayan yang tidak sesuai dan lain sebagainya. Itu adalah maslah persoalan criminal. Kemudian adalagi permaslahan yang mengancam integrasi nasional adalah rawannya konflik baik konflik vertikal maupun konflik horizontal. Dengan kondisi Negara Indonesia yang multicultural ini tentunya dapat memunculkan perbedaan-perbedaan yang memicu pada terjadinya konflik. Lihat saja dimana sih dari sabang sampai merauke yang tidak ada konflik??  Ethnosentrisme bisa menyebabkan konflik, dengan berbagai macam suku, ras dan agama sikap tersebut pasti dimiliki oleh setiap masyarakat. Dengan sikap etnhosentrisme seringkali memunculkan rasa tidak terima terhadap sesuatu yang telah dikatakan orang lain terhadap dirinya ataupun golongannya yang mungkin isinya menjelek-jelekkan, merendahkan sehingga dapat mengakibatkan konflik tersebut. Dengan keadaan tersebut sudah selayaknya untuk bisa saling bekerja sama dan saling toleransi antar masyarakat agar tercipta masyarakat madani yang aman dan tenteram.
Tak lepas dari itu pemerintah juga harus bisa memberikan contoh kepada masyarakat untuk menjalankan tugasnya dengan baik, hal yang bisa dilihat dari pemerintahan saat ini adalah dimana kekuasaan hanya menjadi tujuan akhir dari politik, partai politik mencari simpati masyarakat dengan saat menjelang pemilu membuat iklan yang berisi janji-janji manis kemudian setelah partainya menang janji yang telah dilontarkan untuk merebut hati masyarakat tersebut terlupakan oleh kedudukan dan kekuasaan. Sungguh sangat ironis, disaat masyarakat mengharapkan sosok pemimpin yang dapat menjadikan pemerintahan bersih dan baik serta dapat melayani dan mensejahterakan masyarakat hanya didapatkan pemimpin yang pendusta. Yang hanya bisa memPHP masyarakat yang berharap untuk berkehidupan yang baik. Inikah moral dan perilaku para pemimpin-pemimpin bangsa kita? Yang harus diketahui bahwa untuk menjalankan suatu pemerintahan, yang dalam hal ini adalah bagian yang sangat vital dalam suatu Negara harusnya bisa mencari dan menyeleksi para calon-calon pemimpin dengan mempertimbangkan tiga hal yaitu arif, bijaksana dan adil. Ketiga hal tersebut apabila sudah diperhatikan dan dapat dibuat acuan untuk mengambil keputusan dalam memperoleh calon pemimpin yang baik untuk masyarakat maka masyarakat tidak akan lagi dibohongi dengan kata-kata dan janji manis para pemimpin yang hanya mengejar kedudukan dan jabatan untuk memperoleh kekuasaan yang bisa mereka jadikan sebagai stimulan untuk mendapatkan uang dengan praktek KKN.
Begitu juga dengan partai politik yang hanya memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan kader sebanyak-banyaknya serta mencari kader yang berani untuk memberikan uang pengembangan partai yang relative besar dialah yang berhak untuk menjadi kader partai. Mungkin hanya dengan bekal pintar berbicara dan banyak materi untuk menjadi kader sebuah partai dengan mudah bisa didapatkan. Dengan cara salah yang diterapkan sebagian besar partai politik yang ada di Indonesia ini hanya akan menciptakan para pemimpin-pemimpin bangsa yang hanya memikirkan bagaimana caranya untuk mendapatkan uang mereka kembali yang telah dipakai untuk biaya-biaya untuk pengembangan partai seperti kampanye, iklan partai atau bahkan yang digunakan untuk money politic.
Money politic sudah mencuci otak sebagian besar masyarakat Indonesia.. bagaimana tidak?? Setiap kali akan diselenggarakan pemilihan umum yang ditunggu-tunggu bukanlah kapan pemilu tersebut dilaksanakan melainkan adalah kapan uang para calon-calon pemimpin itu mereka terima. Money politic juga bukan dalam bentuk uang saja tetapi juga bisa dengan membagikan sembako ke masyarakat. Sehingga kebiasaan tersebut sudah mengalihkan pola pikir masyarakat dalam pemilihan umum yakni yang bisa memberikan uang itulah yang mereka pilih sehingga apabila ada pemilu tetapi tidak ada yang bagi-bagi uang maka cenderung mereka memilih untuk melakukan golput. Jadi dalam hal ini Negara harus bisa melakukan langkah-langkah perombakan sistem agar menjadi lebih baik dengan peran serta semua elemen Negara baik masyarakat, pemerintah, partai politik dan elemen Negara lainnya.

Senin, 04 Februari 2013

Masalah Ekonomi


1.         Permasalahan Ekonomi
      
      Menurut aliran Klasik
Menurut Adam Smith kemakmuran tidak terletak pada emas, melainkan pada barang-barang.Kemakmuran menunjukkan suatu keadaan yang seimbang antara kebutuhan dengan benda pemuas kebutuha. 
3 permasalahan ekonomi:
1.         Masalah produksi
                   Permasalahan bagi produsen adalah Barang apa saja yang harus di produksi.
2.         Masalah distribusi 
                   Agar barang dan jasa yang telah dihasilkan dapat sampai kepada orang yang tepat,dibutuhkan
                   sarana dan prasana distribusi yang baik. 
            3.    Masalah konsumsi
                   Barang yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat yang tepat dan digunakan untuk memenuhi 
                   kebutuhan yang tepat pula.
 
1.         Menurut aliran modern :
  1. Barang dan jasa apa yang akan diproduksi (WHAT)
  2. Bagaimana cara memproduksi (HOW)
  3. Untuk siapa barang atau jasa dihasilkan(FOR WHOM)