“Perkembangan Teori Pemikiran
Ekonomi Makro”
Moh
Misy’al Nafiulhidayat
Pend
Koperasi
Seiring perkembangan zaman dan
pola hidup masyarakat dunia serta permasalahan-permasalahan mengenai kegiatan
ekonomi muncul pandangan-pandangan dari beberapa golongan maupun tokoh yang
masing-masing memiliki pernyataan-pernyataan tentang perekonomian terutama pada
makro ekonomi. Teori pemikiran ekonomi makro berkembang dimulai dari zaman pra
klasik, zaman klasik, zaman neo klasik, Keynes, pasca Keynes. Berikut beberapa
penjelasan mengenai perkembangan teori pemikiran ekonomi makro :
Zaman Pra Klasik
a) Merkantilisme
Aliran merkantilisme berkembang
pada abad 18, kaum merkantilisme ini tidak mengenal seorang
pemimpin kecuali suatu stelsel campur tangan pemerintah dalam perekonomian dengan
tujuan meningkatkan kemakmuran dengan mencari emas sebanyak-banyaknya. Berikut
adalah doktrin yang di terapkan pada aliran merkantilisme yaitu :
1. Politik perdagangan proteksionis.
Upaya tersebut dapat dilihat
ketika menjalankan perekonomian terutama untuk meningkatkan ekonomi industri
melalui perdagangan internasional dengan politik industri proteksionis. Dengan
melakukan proteksi terhadap industry maka segala sesuatu hal yang berhubungan
dengan kegiatan industry ditangani sepenuhnya oleh pemerintah dengan tujuan
untuk mencapai suatu neraca perdaganan aktif yaitu Negara lebih banyak
melakukan ekspor daripada melakukan impor, supaya dengan neraca perdangan aktif
tersebut dapat diperoleh saldo eksport yang dibayar dengan emas dan perak dari
luar negeri. Emas dan perak merupakan alat pembayaran pada masa pra klasik.
2. Bersifat Materialistik dan
egoistic
Dengan selalu menerapkan proteksi
terhadap industry Negara dengan selalu mengupayakan neraca perdagangan aktif
agar mendapatkan surplus ekspor sehingga bisa mendapatkan emas dan perak lebih
banyak.
3. Politik Perekonomian Nasionalis
Berikut adalah teori yang
menonjol merkantilisme dalam perkembangan ekonomi makro yaitu :
1. Teori Uang, yang menyatakan bahwa
uang merupakan kekayaan yang dijadikan kekuatan karena dapat membeli apapun dan
dapat diterima oleh siapapun, dimana saja karena memuat nilai.
2. Teori Kuantitet,
Yaitu teori yang menyatakan bahwa
taraf harga yang berganti sama dengan jumlah uang yang beredar.
3. Perdagangan Internasional dan
Neraca pembanyaran Selalu dalam posisi aktif.
b) Fisiokrat
Ajaran-ajaran
penting fisiokrat
1.
Hanya
tanah saja yang dapat memberi sumbangan netto kepada pendapatan nasional. “Jadi
hanya tanah yang produktif”.
2.
Produk
netto yang dihasilkan oleh tanah dengan jalan pertukaran dibagi kepada berbagai
kelas penduduk.
3.
Kaum
fisiokrat terkenal dengan penemuan arus lingkaran kegiatan ekonomi (curcular
flow of ecomomic actifity) oleh seorang dokter bangsa Perancis Francois Quesnay
(1964-1974) dianggap sebagai bapak ekonomi (sebenarnya)
Zaman Klasik
Pendiri/pelopor
kaum klasik adalah Adam Smith yang terkenal dengan bukunya “An inquiri in to
the nature and causes of the wealth of nations” menyatakan sebagai berikut :
1.
Ajaran
penyesuaian permintaan dan penawaran berdasarkan hokum Say (Jean Baptise Say)
“every supply crated its own demand”. Baik pasar produk akhir maupun pasar
input tenaga kerja, perekonomian selalu dalam keadaan equilibirium pada kondisi
full employment.
2.
Pasar
selalu dalam kondisi persaingan sempurna. Teori klasik bertujuan untuk
menunjukkan bahwa suatu politik non intervensi pemerintah mengakibatkan
keseimbangan ekonomi.
3.
Teori
harga disusun berdasarkan sisi penawaran klasik mengajarkan bahwa “harga wajar”
(harga keseimbangan hanya ditentukan oleh biaya-biaya produksi, sedangakan sisi
permintaan pasar seperti terabaikan). Kecenderungan ini muncul karena pengaruh
hokum Say.
4.
Produk
bagi kaum klasik dipahami sebagai prodiksi materil sebagai usaha mengahasilkan
benda-benda materil kecuali Jean Babtise Say yang mengajarkan pengertian
produksi modern.
Berikut adalah dasar ekonomi
makro yang diterapkan oleh Adam Smith dalam bukunya “ The wealth of Nation”
yaitu :
1. Pembagian Kerja ( Devision of
Labourn )
2. Kemakmuran, Pendapatan dan Tenaga
Kerja
3. Penanaman Modal
4. Peranan Modal
5. Peranan Penduduk dalam Menyerap
Hasil Industri
6. Rantai Pertumbuhan Ekonomi
Mahzab klasik pelopor politik
“Laissez Faire, lassesze passer, le monde va, de luui meme” (politik kebabasan
individu berdasarkan mekanisme hokum alam, tanpa intervensi pemerintah dalam
proses ekonomi).
-
Pemimpin
mahzab klasik di Inggris David Ricardo didalam bukunya berjudul The Principle
of Political Economy and Taxation menyebutkan dasar teori harga yaitu bahwa
harga sesuai benda ditentukan oleh jumlah jam kerja dalam proses produksi
(teori biaya tenaga kerja)
-
Teman
sealirannya Thomas R. Maltus yang terkenal dengan teori penduduk
1.
Laju
pertumbuhan penduduk dihitung menurut deret ukur sedangkan
2.
Pertambahan
Bahan makanan dihitung menurut deret hitung
-
Pelopor
mahzab klasik di Perancis yaitu Jean Babtise Say terkenal melalui bukunya
“Traite d’economice politique”, juga Frederick Bastiat yang mengajarkan bahwa
tanpa campur tangan pemerintah dalam bentuk apapun juga dalam proses ekonomi
secara otomatis akan timbul pemecahan masalah dan akan terjadi sesuatu harmoni
antara semua kepentingan ekonomi.
Jadi dalam mahzab klasik ini
berkebalikan dengan mahzab merkantilisme atau aliran sebelumnya yang selalu ada
campur tangan pemerintah dalam urusan industrinya, sedangkan pada mahzab klasik
ini menekankan pada proses kebebasan yaitu keseimbangan perekonomian Negara
ditentukan oleh mekanisme pasar.
Mengenai
Faktor Penentu Tabungan
Menurut ahli-ahli ekonomi klasik,
jumlah tabungan ditentukan oleh suku bunga. Perekonomian selalu mencapai
penggunaan tenaga kerja penuh, jumlah tabungan yang diwujudkan adalah jumlah
tabungan pada ketika perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh.
Pandangan klasik menyatakan makin
tinggi suku bunga makin banyak tabungan yang akan dilakukan masyarakat.
Sedangkan apabila tingkat suku bunga rendah maka tabungan masyarakat akan
semakin rendah.
Dalam penentuan tabungan
pandangan klasik berbeda dengan pandangan Keynes. Keynes menyatakan bahwa
factor penentu tabungan adalah pendapatan nasional, Apabila tingkat pendapatan
nasional rendah, tabungan masyarakat sedikit. Semakin tinggi pendapatan
nasional, semakin banyak tabungan masyarakat.
Zaman Neo Klasik
Pada tahun 1870-an telah terjadi
pergeseran dalam teori pembangunan ekonomi. Pergeseran ini disebabkan oleh
kemajuan teknologi yang peranannya begitu dominan dalam pencariaan dan penemuan
sumber-sumber produksi baru, serta kemampuannya dalam mengembangkan lebih
lanjut sumber-sumber produksi baru itu. Aliran teori pembangunan ekonomi baru
ini kemudian dikenal sebagai madzab teori pembangunan ekonomi Neo-Klasik. Neo
klasik merupakan pengembangan dari mazhab sebelumnya yaitu mazhab klasik.
Teori ekonomi klasik yang
menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi akan berhenti pada suatu masa karena
terbatasnya sumber daya alam, hal ini berbeda dengan pandangan teori neoklasik
bahwa pertumbuhan ekonomi tidak akan berhenti walaupun sumber daya alam
terbatas. Mereka meyakini bahwa dengan terbatasnya sumber daya alam tersebut
manusia masih mempunyai kemampuan untuk mencari alternatif lain untuk terus
melakukan pertumbuhan meskipun terbatasnya sumber daya. Salah satu cara
meningkatkan pertumbuhan ekonomi menurut aliran neo klasik adalah dengan cara
menggunakan instrumen penawaran factor produksi dan tingkat produksi. Serta
Semakin tinggi tingkat sumber ekonomi dan teknologi, maka semakin tinggi
pertumbuhan ekonomi.
Dalam buku Ekonomika Pembangunan,
aliran kaum neo-klasik menyumbangkan pemikiran tentang teori perkembangan.
Pendapat neo-klasik mengenai perkembangan ekonomi dapat diikhtisarkan sebagai
berikut:
1. Adanya akumulasi capital
merupakan faktor penting dalam perkembangan ekonomi. Menurut neo-klasik,
tingkat bunga dan tingkat pendapatan menentukan tingginya tingkat tabungan.
Pada suatu tingkat tertentu, tingkat bunga menentukan tingginya tingkat
investasi. Akumulasi modal berkaitan dengan tingkat bunga dan tingkat
pendapatan. Dengan tingkat bunga yang rendah, maka akan menentukan tingginya
tingkat investasi dan mendorong aktivitas ekonomi produktif meningkat, yang
pada gilirannya akan mampu meningkatkan pendapatan. Dengan demikian jika
tingkat bunga rendah maka investasi akan
tinggi dan pendapatan meningkat, dan begitu juga sebaliknya. Dan kemudian hal
ini berbanding terbalik dengan tabungan, apabila tingkat bunga tinggi maka
tingkat tabungannya juga tinggi dan jika tingkat bunga rendah maka tingkat
tabungannya juga ikut rendah.
2. Perkembangan merupakan proses
yang gradual. Perkembangan merupakan proses yang bertahap dan berlangsung
terus-menerus.
3. Perkembangan merupakan proses
yang harmonis dan kumulatif. Proses perkembangan meliputi
semua faktor yang terlibat itu
tumbuh bersama. Sebagai contoh alat-alat produksi yang tersedia akan memiliki
tingkat produktivitas tinggi bila faktor sumber daya manusianya juga mendukung.
4. Aliran neo-klasik merasa optimis
terhadap perkembangan. Aliran sebelumnya (klasik) mengatakan bahwa pertumbuhan
ekonomi terhambat karena terbatasnya sumber daya alam, sedangkan aliran
neo-klasik yakin bahwa manusia mampu mengatasi keterbatasan tersebut.
5. Adanya aspek internasioanl dalam
perkembangan tersebut. Dengan adanya pasar yang luas,
memungkinkan produksi
sebesar-besarnya sehingga produktivitas semakin meningkat.
Proses pertumbuhan ekonomi yang
dijabarkan oleh aliran neoklasik adalah sebagai berikut :
Ada empat hal yang
melandasi model Neo-Klasik:
(a) Tenaga kerja (atau produk), L, tumbuh
dengan laju tertentu, misalnya p per tahun
(b) Adanya fungsi produksi Q = F ( K, L ) yang
berlaku bagi setiap produksi.
(c) Adanya
kecenderungan menabung (prospensity to save) oleh masyarakat yang dinyatakan
sebagai proporsi (s) tertentu dari
output (Q0. Tabungan masyarakat S = sQ;
bila Q naik S juga
naik , dan turun bila Q turun.
(d) Semua tabungan masyarakat diinvestasikan S
= I = ∆K. Dalam model Neo-Klasik tidak lagi
dipermasalahkan mengenai keseimbangan
S dan I. Dengan kata lain perkataan permasalahan
yang menyangkut “warranted rate of
growth” tidak lagi relevan. Proses pertumbuhan dalam
model Neo-Klasik selalu memenuhi
syarat warranted rate of growth, karena S dinggap selalu
sama dengan I.
Zaman Keynes
Pelopor perkembangan kesempatan
kerja adalah John Maynerd Keynes (1981-1946) ahli ekonomi Inggris dengan
bukunya “The General Theory of Employment Interest and Money” (1936). Keynes
menyatakan bahwa mekanisme pasar bebas tidak secara otomatis menciptakan
stabilitas dan keseimbangan ekonomi karena adanya kekakuan dalam berbagai
sector ekonomi oleh sebab itu untuk menciptakan stabilitas dan keseimbangan
ekonomi diperlukan peranan pemerintah secara aktif.
Tentang
pandangan Keynes yang menyatakan bahwa perlunya campur tangan pemerintah dalam
mengarahkan dan membimbing perekonomian pada arah yang diinginkan menuai kritik
para pakar-pakar ekonomi. Kritik paling vokal datang dari pakar-pakar ekonomi
neoklasik konservatif. Mereka dapat dibagi atas dua golongan , yaitu golongan
tua dan golongan muda. Dari golongan tua dapat disebutkan beberapa nama seprti
: Menger, Frederich August von Hayek dan Ludwig von Mises (semuanya dari
autria), Wilhelm Ropke, Lionel Robbins (dari Inggris). Semuanya mencela
kebijaksanaan campur tangan pemerintah Keynes sama kerasnya dengan celaan
mereka terhadap paham sosialisme.
Celaan
paling keras datang dari kelompok yang menanamkan liertarian. Mereka ini
menempatkan kebebasan individu di atas segala-galanya, dan melihat bahwa
intervensi pemerintah dalam bentuk apapun sebagai ancaman bagi kebebasan
individu. Alasan penolakan mereka bisa
diwakili oleh pendapat Frederich von Hayek mengatakan sekali pemerintah
melakukan intervensi pasar, ini akan mengarahkan pada sosialisme, yang akhirnya
akan menyebabkan berkurangnya kebebasan. Jika kecenderungan ke arah peningkatan
pengawasan pemerintah dikekang, mereka khawatir bahwa orang sebagai
individu-individu akan berubah sekedar menjadi hamba bagi pemerintah.
Beberapa teori yang dikemukakan
oleh Keynes yaitu Keynes menolak asumsi dari klasik yang menyatakan bahwa investasi
tidak merubah pendapatan (income). Sebab perubahan investasi mempunyai pengaruh
terhadap pendapatan nasional dan employment. Dengan bertambahnya jumlah
investasi yang ditanamkan pada suatu Negara maka kegiatan perekonomian akan
meningkat dan akan menciptakan output nasional yang tinggi sehingga akan
menaikkan pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
Keynes juga berpendapat bahwa
tinggi rendahnya Rate of Interst (tingkat bunga) bukan hanya ditentukan oleh
supply dan demand daripada saving tetapi tergantung pada liquity of prevence
dari supply of money. Dalam teori keuangan modern yang dikembangkan oleh
Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank sentral dan sistem perbankan adalah
institusi yang akan menentukan besarnya penawaran uang pada suatu waktu
tertentu. Sedangkan permintaan uang
ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk memegang uang.
Dalam
melihat perekonomian secara agregat Keynesian percaya bahwa perekonomian
cenderung berada dalam posisi keseimbangan tingkat output rendah (low level
equilibrium). Initerjadi karena pengeluaran agregat cenderung lebih kecil dari
penerimaan agregat, dan kurang ampuhnya mekanisme pasar dalam melekukan
penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan, terutama tingkat harga-harga dan
tingkat upah.
Pasca Keynes
• Ajaran Monetaris
Ajaran
ini dikembangakan di Universitas Chicago (biasa disebut mahzab Chicago) yang
dipimpin oleh Milton Friedman. Inti ajaran monetaris pada hakekatnya sama
dengan mahzab klasik, mahzab monetaris menghendaki juga agar campur tangan
pemerintah dibidang ekonomi dikurangi.
Friedman
melihat peran pemerintah dalam batas-batas tertentu justru diperlukan untuk
menciptakan suatu perekonomian di mana pasar bebas dapat berfungsi lebih efektif.
Pemerintah sebaiknya memperhatikan tingkat laju pertumbuhan uang yang beredar,
kebijaksanaan moneter yang tepat akan memacu pertumbuhan ekonomi. Walaupun
sedikit campur tangan pemerintah diperlukan, tetapi Friedman tidak suka dengan
terlalu banyak kebijaksanaan, sebab terlalu banyak kebijaksanaan justru bisa
menimbulkan berbagai kerugian.
Ajaran
Monetaris juga mengkritik pemikiran aliran Keynesian yang menyatakan bahwa
perekonomian cenderung berada pada keseimbangan tingkat output rendah yang
disebabkanoleh faktor mekanisme korektif untuk membawa pasar pada posisi
keseimbangan pemanfaatan sumber daya penuh. Ajaran monetaris menyatakan bahwa
ada beberapa factor-faktor yang mempengaruhi keadaan pasa yang tidak
diikutsertakan pada ajaran Keynesian yaitu turunnya suku bunga terhadap
investasi dan turunnya tingkat harga terhadap konsumsi ( pigou effect ).
• Ratex
Ajaran Keynes telah gagal dalam
memecahkan masalah ekonomi pada tahun 70-an dan 80-an, dan muncul aliran Ratex
yang masih menggunakan premis dari kubu Keynesian yaitu perlunya campur tangan
pemerintah, penerapan kebijakan fine-tunning, dan pengaruh ekspektasi terhadap
konsumsi masyarakat. Pakar-pakar aliran ratex berpendapat bahwa tidak ada
hubungan antara output, employment, dan inflasi sehingga kebijakan fiskal
maupun moneter tidak akan berfungsi.
Aliran Ratex ini menggunakan
beberapa preposisi, antara lain: bahwa orang atau unit-unit ekonomi akan
membuat perkiraan (ekspektasi) secara rasional; bahwa orang tidak membuat
kesalahan-kesalahan secara sistematis dalam ekspektasi mereka; bahwa orang akan
menggunakan informasi yang ada padanya secara efisien; bahwa orang akan
bereaksi secara rasional terhadap kebijakan-kebijakan yang dilakukan demi
kepentingan pribadi masing-masing. karena tingkah laku ekonomi masyarakat
dipengaruhi oleh pengharapan atau ekspektasi mereka, kegiatan memprediksi
peristiwa-peristiwa ekonomi yang akan terjadi di masa depan dipandang sebagai
perbuatan yang sia-sia. Mereka percaya bahwa tidak banyak yang dapat dilakukan
oleh pemerintah untuk memperbaiki suatu keadaan sebab setiap orang sudah
melakukan yang terbaik bagi dirinya masing-masing.
Sekitar tahun 1970-an
kebijakan-kebijakan yang diambil tidak berhasil karena tidak memperhatikan
ekspektasi yang sebenarnya memegang peranan yang penting dalam aktivitas
ekonomi. Pada kebijakan yang diterapkan pada waktu keadaan stagnasi
perekonomian pada tahun 1970-an mereka cenderung memakai kebijakan yang
istilahnya sudah banyak diketahui oleh masyarakat melalui media informasi
mengenai dampak kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah, namun pada keadaan
tahun 1970-an kebijakan yang diterapkan tersebut tidak berhasil dalam mengatasi
permasalahan ekonomi karena di dalamnya tidak ada atau tidak melihat
keadaan-keadaan yang akan terjadi pada masa yang akan datang (expectation).
Para pakar Ratex (Rational
Expectation) berpendapat bahwa tidak ada peluang kebijaksanaan fiskal maupun
moneter untuk menstabilkan perekonomian. Menurut aliran RATEX,
masalah-masalah/peristiwa ekonomi terjadi karena kesalahan dalam memperkirakan
peristiwa ekonomi pada masa yang akan datang. Kesalahan tersebut tidak terjadi
secara sistematis melainkan secara acak/random. Ratex juga mengkritik teori
Keynes tentang pembentukan harga ekspetasi didasarkan pada perilaku masa lalu.
Di dalam buku Rational Expectations and Theory of Price
Movement salah satu tokoh Ratex yaitu John Muth menyatakan bahwa ekspektasi
tiap-tiap orang bersifat rasional bila ekspektasi tersebut identik dengan
prediksi model. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat boleh saja melakukan
ekspektasi terhadap perekonomian dengan catatan bahwa ekspektasi tersebut
sesuai dengan prediksi model.
Daftar
Pustaka
Etty
Soesilowati. 2012. Materi Sejarah
Perekonomian. Unnes Semarang
Sadono
Sukirno. 2006. Makroekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
PERKEMBANGAN
TEORI MAKROEKONOMI MENURUT TEORI KEYNES _ Muhamad Mujahidin Blog.htm. http://mujahidinimeis.wordpress.com/
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/7328/1/stpem-afifuddin3.pdf